Soal modifikasi mobil, Indonesia boleh diadu dengan negara mana pun, pasti menang. Nih, contohnya Subaru WRX 2000, kolaborasi Rizky Haroen dan Denny Massie Auto Sport (DMAS) yang mereka namakan Ballistic-3.
Dari bentuknya, Ballistic-3 ini lebih mendekati ke mobil balap jenis ketahanan. Malah lebih mirip dengan Mazda Furai (baca: foo-rye). Mobil konsep yang dirancang oleh Mazda California Desain Studio dan Swift Engineering. Furai sendiri dibuat dari sasis Courage C65 LMP2 (Le Mans Prototipe 2).
Untuk mewujudkan Ballistic dengan tampilan bodi menyerupai tiupan angin, DMAS dan tim Ballistic hanya memakai sasis dari Subaru itu. Untuk penguat tambahan yang sekaligus berfungsi sebagai tulang bodi, disematkan 3 jenis besi, yakni besi siku, besi gepeng, dan besi pipa. Masing-masing besi tulang disesuaikan bentuk dan penempatannya.
Besi siku penguat sisi kulit bodi dan besi gepeng berukuran 1,2 mm untuk bagian bodi yang menghadap ke atas, sedangkan besi pipa berfungsi sebagai pilar A dan B sampai ke belakang. Adapun dek dibuat dari bahan aluminium 1,2 mm dengan penempatannya direndahkan 3-5 cm di bawah kopel bawaan. Ini jelas berpengaruh pula pada posisi duduk dan ketinggian atap.
Sementara itu, untuk bodi keseluruhan mengandalkan bahan fiberglass yang diproses melalui percetakan clay dan diakhiri pelapisan dempul yang tipis. Trus, untuk membentuk alur angin di masing-masing sisi, agar serupa, menggunakan cermin. Ini agar ada patokan untuk titik tarikan nut di salah satu sisinya.
Desain wing dibuat dua tingkat agar buritan terlihat mengisi. Lantaran bentuk panel bodi merunduk, kaca depan tak bisa dipakai. Sebagai gantinya, itu dibikin dari bahan akrilik setebal 4 mm dengan menggunakan gergaji dan heat gun untuk memotong dan membentuknya. Supaya seperti tampilan kaca beneran, bagian pinggir dikasih lis terbuat dari fiberglass dan dicat hitam.
Menariknya, untuk membuka dan menutup mulai dari kap mesin, atap, hingga bagian belakang mengandalkan konstruksi yang tidak biasa. Ketiganya dibantu beberapa trigger perantara yang dilengkapi dengan bearing.
Single seater
Masuk ke interior, kesan kental mobil balap Le Mans tampak dari konsep tempat duduk tunggal (single seater). Karena posisi kursi di tengah, mau tak mau setir (dipilih model pesawat) dan dasbor (dilapisi suede) dirancang ulang. Instrumen dan tombol-tombol yang dipakai benar-benar berfungsi dan sesuai dengan estetika sport car. Penempatannya disebar di antara dasbor, kokpit, dan kolong dasbor.
Keunikan dari mobil ini, konsep totalitasnya lewat rangkaian kelistrikan yang dinamakan Cellular Security System. Artinya, untuk menghidupkan mesin bisa dilakukan dari jarak jauh menggunakan metode pemanggilnya via ponsel. "Cara kerjanya dengan mengubah pola panggilan dering yang datang. Jadi, arus yang menggerakkan motor strater," ujar Made Darmawan, sang perakit.
Untuk menggerakkan motor starter secara teratur digunakan bantuan computer CT2 autolock. Perangkat ini tinggal disesuaikan waktu kerjanya sampai menyentuh titik picu agar mesin hidup sempurna.
Dari bentuknya, Ballistic-3 ini lebih mendekati ke mobil balap jenis ketahanan. Malah lebih mirip dengan Mazda Furai (baca: foo-rye). Mobil konsep yang dirancang oleh Mazda California Desain Studio dan Swift Engineering. Furai sendiri dibuat dari sasis Courage C65 LMP2 (Le Mans Prototipe 2).
Untuk mewujudkan Ballistic dengan tampilan bodi menyerupai tiupan angin, DMAS dan tim Ballistic hanya memakai sasis dari Subaru itu. Untuk penguat tambahan yang sekaligus berfungsi sebagai tulang bodi, disematkan 3 jenis besi, yakni besi siku, besi gepeng, dan besi pipa. Masing-masing besi tulang disesuaikan bentuk dan penempatannya.
Besi siku penguat sisi kulit bodi dan besi gepeng berukuran 1,2 mm untuk bagian bodi yang menghadap ke atas, sedangkan besi pipa berfungsi sebagai pilar A dan B sampai ke belakang. Adapun dek dibuat dari bahan aluminium 1,2 mm dengan penempatannya direndahkan 3-5 cm di bawah kopel bawaan. Ini jelas berpengaruh pula pada posisi duduk dan ketinggian atap.
Sementara itu, untuk bodi keseluruhan mengandalkan bahan fiberglass yang diproses melalui percetakan clay dan diakhiri pelapisan dempul yang tipis. Trus, untuk membentuk alur angin di masing-masing sisi, agar serupa, menggunakan cermin. Ini agar ada patokan untuk titik tarikan nut di salah satu sisinya.
Desain wing dibuat dua tingkat agar buritan terlihat mengisi. Lantaran bentuk panel bodi merunduk, kaca depan tak bisa dipakai. Sebagai gantinya, itu dibikin dari bahan akrilik setebal 4 mm dengan menggunakan gergaji dan heat gun untuk memotong dan membentuknya. Supaya seperti tampilan kaca beneran, bagian pinggir dikasih lis terbuat dari fiberglass dan dicat hitam.
Menariknya, untuk membuka dan menutup mulai dari kap mesin, atap, hingga bagian belakang mengandalkan konstruksi yang tidak biasa. Ketiganya dibantu beberapa trigger perantara yang dilengkapi dengan bearing.
Single seater
Masuk ke interior, kesan kental mobil balap Le Mans tampak dari konsep tempat duduk tunggal (single seater). Karena posisi kursi di tengah, mau tak mau setir (dipilih model pesawat) dan dasbor (dilapisi suede) dirancang ulang. Instrumen dan tombol-tombol yang dipakai benar-benar berfungsi dan sesuai dengan estetika sport car. Penempatannya disebar di antara dasbor, kokpit, dan kolong dasbor.
Keunikan dari mobil ini, konsep totalitasnya lewat rangkaian kelistrikan yang dinamakan Cellular Security System. Artinya, untuk menghidupkan mesin bisa dilakukan dari jarak jauh menggunakan metode pemanggilnya via ponsel. "Cara kerjanya dengan mengubah pola panggilan dering yang datang. Jadi, arus yang menggerakkan motor strater," ujar Made Darmawan, sang perakit.
Untuk menggerakkan motor starter secara teratur digunakan bantuan computer CT2 autolock. Perangkat ini tinggal disesuaikan waktu kerjanya sampai menyentuh titik picu agar mesin hidup sempurna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar